Tottenham memenangkan laga yang dianggap “dead rubber” (sia-sia) melawan Leicester City hari Jumat lalu.
Tapi untuk Kane, laga itu sama pentingnya dengan laga lain.
Spurs menaklukkan Foxes 6-1 di Stadion King Power, dan Kane mencatat empat gol yang menakjubkan yang menambahkan total pencetakannya menjadi 26 musim ini.
Itu memampukannya untuk naik ke puncak klasemen pencetakan skor liga, menjelang hari terakhir pertandingan pada hari Minggu. Singkatnya, itu empat strike yang akan Kane hargai.
Tottenham akan finish juara dua dibawah juara, Chelsea, bahkan kalau mereka kalah di laga terakhir mereka musim ini, dari Hull City, pada hari Minggu.
Jadi, kami prediksi Kane untuk menerjangkan gol lagi saat mereka melawan Tigers, saat dia berusaha memenangkan Sepatu Emas. Sesudah penampilan hebatnya melawan Foxes, Kane sekarang lebih unggul dari Romelu Lukaku dua gol, dan Alexis Sanchez dari Arsenal dengan tiga gol.
Leicester mengakhiri kampanyenya dengan menjamu AFC Bournemouth, juga di hari terakhir aksi musim ini, dengan pengetahuan posisi lebih bagus berarti hadiah uang yang lebih besar.
Kane harus berterima kasih pada Heung Min Son untuk golnya. Penyerang asal Korea Selatan ini menyusup ke area penalti Leicester dari sisi kanan di menit ke-25, sebelum mengoper Kane, yang menendangkan gol melewati kiper Foxes, Kasper Schmeichel.
Son sendiri menjadi sorotan malam itu, saat dia mencetak dua gol. Dia mencetak gol keduanya untuk tim tandang, kali ini dengan assist dari Dele Alli. Itu gol ke-20 Son kampanye ini.
Pada tanda halftime, Tottenham mendominasi dan mereka layak atas keunggulan 2-0 itu.
Sementara itu, tindakan Foxes tidak cukup untuk membuat ancaman serius.
Tapi tunggu dulu, Leicester tiba-tiba membara di babak kedua, saat bek kiri muda, Ben Chilwell, mencatat gol di menit ke-57. Itu gol senior pertamanya untuk klub.
Dan pas saat Leicester berpikir mereka kembali bersaing, Kane memadamkan semangat mereka dengan mencetak gol keduanya di menit ke-63.
Son menambahkan gol keduanya pada penampilan super ini di menit ke-70, dengan Kane, siapa lagi, sebagai pemberi assist.
Tendangan kaki kanan Kane di menit ke-83 meleset, tapi gol ketiganya tercetak di menit ke-88, saat pemain cadangan, Filip Lesniak, mengoper bola ke dia, dan Harry menggiring bola dengan kaki kanannya dan melesatkannya ke gawang.
Empat menit kemudian, gol keempat tercetak dalam hujan deras. Kane menerima bola dari Ben Davies di sisi box dan menerjangkannya dengan mudah. Dominasi dan penampilan agresif selesai!
Oh iya, itu dia lagi, para peragu. Gigit jari melihat dua tim bermain sepakbola tanpa tekanan.
Memang pertandingan ini tampak sia-sia, tapi Kane dan Spurs pantas dipuji. Dan kalau bisa, Foxes juga.
Dan sebelum kita lupa, siapa bilang laga sia-sia tidak menarik?
Kane dan Tottenham tahu liga tidak bisa dimenangkan, tapi mereka tidak menyerah dan bermain seolah gelar masih bisa diperebutkan.