Dengan gaya khas Chicago Bulls, eksekutif tim, John Paxson, terus membingungkan semua orang tentang niat mereka bagi masa depan tim, atau cara menangani bintang wingman mereka, Jimmy Butler.
Sejak musim Bulls berakhir dengan cedera Rajon Rondo yang disayangkan dalam serangkaian kekalahan dari Boston di putaran pertama playoff, rumor tentang pembangunan kembali Chicago telah beredar, dan dengannya, rumor pertukaran tiga kali All-Star mereka, Butler.
“Kami tidak berniat menukar Jimmy Butler,” tutur Paxson dalam wawancara dengan ESPN 1000 di Chicago, menyiratkan bahwa pro lima tahun dari Marquette akan terlibat dalam ‘makeover’ Bulls dalam beberapa musim ke depan.
Tapi sehari sebelum wawancaranya, eksekutif ini tidak berkomitmen atas masa depan Butler dengan klub Illinois ini, tapi dia juga tidak jelas mengenai masa depan siapapun di Bulls.
“Ada banyak pemain kami yang terikat kontrak,” kata Paxson dalam artikel dari AP. “Keadaannya sekarang membuat perubahan signifikan sulit untuk terjadi.”
“Kita harus selalu fleksibel,” ucap mantan pelatih dan pemain berusia 56 tahun ini.
RUMIT
Semuanya mengira Bulls akan gagal musim ini, sesudah Derrick Rose meninggalkan klub masa mudanya dan bergabung dengan New York Knicks, dan general manager Gar Forman berusaha untuk tetap kompetitif dan merekrut dua veteran agen bebas hebat, Dwayne Wade asal Chicago dan point guard Rondo.
Tapi tidak semuanya pas, dan mereka bahkan melewati masa dimana tim terbagi dua dan mulai berseteru di media sosial. Dalam perjalanan mereka menuju finish 41-41 ranking delapan biasa di Eastern Conference, Butler dan Wade menyerang rekan tim muda mereka dan menuduh mereka untuk bersantai melewati musim sulit, yang memicu Rondo untuk membela pemain muda dan menghardik Butler dan Wade untuk membuka aib tim.
Segalanya lebih baik saat playoff mendekat, dan mereka mulai menang lagi. Mereka memenangkan 9 dari 12 game mereka sebelum memasuki playoff, bahkan mengecoh tim ranking satu, Celtics, di dua game pertama dari putaran pertama, berkat pengalaman Rondo dari playbook tim lamanya, dan kemahiran Butler dalam dua bidang. Tapi Rondo terkena cedera ibu jari, dan seperti yang diketahui, adalah masa menyakitkan lainnya di sejarah terkini Chicago.
DILEMA
Sekarang eksekutif tim bertugas memilih antara mempertahankan Butler, atau menukarnya dengan pemain muda dan meyakinkan Rondo untuk membantu dengan perkembangan para pemain muda.
“Saya tidak bisa meremehkan hal positif Rondo, sebagai pemain termuda kami,” ujar Paxson. “Di dalam bangunan, kami paham betapa pentingnya itu. Dimulai musim panas lalu, saat dia mulai nongkrong dengan pemain kami di liga musim panas. Jujur saja, sewaktu kejadian saat Dwayne dan Jimmy angkat bicara bulan Januari lalu, saat dia membela pemain muda kami, yang sedikit menyemangatkan mereka.”
Tapi menukar Butler dan meyakinkan Rondo untuk tetap mengembangkan tim mungkin lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, karena Butler tidak cocok dengan gaya pemain favorit saat ini, dan Rondo veteran berusia 31 tahun yang mengincar kemenangan.
Butler mencetak 23,9 poin per game, tertinggi dalam karirnya, musim lalu, bersamaan dengan 6,2 rebound dan 5,5 assist, tertinggi dalam karirnya, dan bahkan melempar dengan 45% efisiensi dari lapangan dan 36,7% dari deep. Tapi permainannya tidak pas dengan basket cepat dan memanfaatkan ruang zaman sekarang, dan dia baru akan memasuki tahun ketiga dari kontrak lima tahun $92 juta, yang berarti tim lain akan meragukan lemparannya yang biasa saja, dan Chicago akan menjualnya dengan harga mahal karena Butler sedang dalam kontrak yang lumayan murah.
Rondo bisa keluar sebelum akhir bulan Juni, tapi dengan betapa pentingnya dia bagi perkembangan pemuda Bulls, tidak jelas apa Chicago akan melepaskan gaji $13 jutanya dalam tahun pemulihan.
Diluar dari dua bintang itu, Wade juga akan dibayar $23,8 juta di musim depan, dan center, Robin Lopez, akan digaji $13,7 juta.
Dengan tersisa 8 tim di NBA playoff dan NBA Draft sudah semakin dekat, rencana masa depan Chicago mungkin akan jadi lebih jelas, tapi sampai saat itu tiba, bersiaplah untuk lebih banyak kata-kata yang membingungkan dari duo eksekutif Gar-Pax dari Bulls.