Share this story

Fultz, Ball, draftee top lainnya didukung untuk memarakkan NBA di musim mendatang dan seterusnya

Markelle-Fultz

Mari kita tidak membayangkan lebih dari draft NBA terkini, kalau hendak memilih siapa yang akan menonjol di liga tahun ini, atau tahun 2018.

Tentu saja, top lima yang dipimpin oleh Markelle Fultz yang sangat dipuji pantas untuk mendapatkan banyak perhatian.

Mereka telah digembar-gemborkan untuk memarakkan liga ini di awal musim, apabila tidak tercedera.

Dan siapa tahu, mungkin kedepannya mereka bisa mengimbangi pemain yang sudah jelas menjadi superstar, seperti LeBron James, Stephen Curry, James Harden, Kawhi Leonard, dan Kevin Durant.

Para pemain muda ini berbakat, menjanjikan, dan siap untuk berhadapan dengan pemain ternama dan pemain basket veteran, kapan saja, dimana saja.

Itulah idenya sedini ini, tapi kita masih harus melihat mereka bermain di liga sesungguhnya, yaitu NBA.

Fultz yang bertinggi badan 193 cm ini menjadi rekrutan No.1 Philadelphia 76ers, melalui pertukaran dengan Boston Celtics.

Pemain sensasional berusia 19 tahun asal Washington ini dipuji untuk memiliki gerakan ala John Wall di dua sisi lapangan, dan memegang rata-rata shoot tiga poin 41,3%, yang memberikan 76ers keunggulan maut yang sangat mereka butuhkan.

Selain itu, bakat playmaker-nya, saat menguasai bola dan tidak, akan memudahkan Ben Simmons dalam perannya, sementara rentangan tangannya yang sejauh 2,13 meter akan berguna saat dia berubah menjadi stopper defensif.

Rekan tim, Joel Embiid, tak sabar untuk bermain dengannya. Jadi, apa saat ini kita bisa mempercayai “The Process”?

Fultz dinyatakan siap untuk NBA, dan banyak yang memperkirakan dirinya akan cocok dengan slotman, Embiid, dan sesama guard, Simmons, juga sisa timnya.

Namun, pergelangan kaki Fultz terkilir saat laga liga musim panas baru-baru ini, tapi narasumber dari 76ers menyatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena Fultz akan cepat sembuh.

Salah satu kehebohan terbesar dalam draft berasal dari rekrutan No. 2 LA Lakers, Lonzo Ball.

Point guard yang bertinggi badan 198cm dari UCLA ini dinyatakan “lebih bagus daripada Stephen Curry” oleh ayahnya, Lavar, yang membuat banyak orang terkejut.

We have yet to see that but early raves say he can develop into one fine dribbler, as a pass-first point guard and shooter.

Kita masih harus melihatnya, tapi menurut kehebohan di awal, dia bisa berkembang menjadi pemain basket yang hebat, sebagai point guard

Dia punya pandangan lapangan dan IQ basket yang hebat, yang melengkapi outside shot-nya yang maut. Rata-rata 8,1 assist per 40 menitnya merupakan ranking kedua dari semua pemain dalam draft, tap dia harus mengurangi rasio turnover 18%-nya untuk memimpin penyerangan NBA yang efisien.

Ball, 19, gagal tampil memukau di debut liga musim panasnya, tapi itu pasti hanya kemunduran sementara.

Akan kita saksikan saat trey jauhnya masuk ke ring dengan sangat mudah.

Lalu ada Jayson Tatum, rekrutan ketiga oleh Celtics melalui pertukaran dengan 76ers.

Tatum, 19, adalah small forward bertinggi badan  2,03 m yang menjadi bintang Duke.

Saat kuliah, dia terbukti sebagai pencetak skor yang efektif, menghasilkan rata-rata 20 poin per 40 menit dalam musim satu-satunya.

Dia memiliki gerakan kaki dan pengendalian tubuh yang menakjubkan, juga langkah pertama yang cepat, yang memampukannya untuk membebaskan diri dari defender yang lebih lambat.

Tapi efisiensinya diragukan. Hampir 40% dari usaha shot non-transisinya berada pada jumper range menengah, dan dia hanya berhasil mencetak 40,2% dari usaha shot itu.

Celtics menganggapnya sebagai small forward tipikal NBA, dan dalam hal ini, dia dianggap bisa menyediakan tim ancaman dari wing.

Small forward lain yang patut diikuti adalah Josh Jackson, rekrutan No. 4 oleh Phoenix Suns.

Versatilitas akan menjadi senjata utama small forward bertinggi badan 2,03 m ini, saat dia menghadapi lawan di ajang besar NBA.

Dia pencetak skor yang efektif saat menguasai bola dan tidak, dengan rata-rata 21 poin per 40 menit, sambil mencetak 55% shot dua poinnya, dan hampir 40% dari area tiga poin.

Kecepatan lateralnya memampukan dia untuk bermain di menjaga posisi 1-4 pada pertahanan, dan skill antisipasinya memampukannya untuk menghalangi jalur passing.

Para pakar percaya Jackson bisa jadi atlet terbaik dalam draft. Tapi itu harus kita lihat, dan harus dibuktikan Jackson.

Juga dalam daftar adalah De’Aaron Fox, yang direkrut oleh Sacramento Kings.

Pemain berusia 19 tahun dan bertinggi badan 193 cm asal Kentucky ini adalah olahragawan dahsyat. Kecepatan akan menjadi andalannya.

Dia memimpin seluruh pemain kuat dalam pencetakan fast break dengan 5,9 poin per game, dan menunjukkan bahwa dia bisa finish di rim, dengan mencetak 60% dari shot-nya di paint.

Satu kekurangannya adalah jump shoot-nya yang lemah, akan membuatnya mudah untuk dihadang di level NBA. Musim lalu dia hanya mencetak 31% pull-up jumper dan bahkan lebih parah pada usaha spot-up, dengan mencetak 20% saja.

Di Fox, Kings mungkin telah menemukan point guard yang bisa membantu mereka mencapai level tinggi.

Jadi, siapa diantara mereka yang akan memenuhi harapan dan tampil memukau, atau bahkan gagal total?

Kita akan menyaksikan mereka dengan seksama.