Share this story

Katakan ‘Si’ untuk Rafa saat dia memulai kampanye 2017 yang sibuk

Rafael Nadal

Rafael Nadal memilih untuk melupakan kampanyenya di tahun 2016.

Cedera yang menghalangi 14 kali juara Grand Slam ini berakibat pada rangkaian penampilan, yang menggagalkannya untuk memenangkan gelar akbar selama setahun terakhir.

Jelas tidak seperti Rafa, terutama saat dia masih dalam masa primanya, seperti matador yang dengan lihainya menaklukkan banteng buas dalam arena yang ramai.

Tapi petarung asal Spanyol ini tidak menyerah dan menghilang begitu saja. Lagipula, walau dia yakin masih bisa tampil agresif di usia 30 tahun, dia masih penuh percaya diri.

Kemunculan petenis yang lebih muda dan lebih kuat juga tidak menjadi masalah, begitu pula tantangan dari sesama petenis veteran, diantaranya Andy Murray, Novak Djokovic, dan Roger Federer.

Bagi Rafa, 2017 mewakili pertandingan baru untuk dimainkan dan dimenangkan.

Lupakan setahun terakhir dan melangkah maju, mungkin adalah motivasi terbesarnya saat dia berusaha untuk kembali ke masa damainya, saat dia berada di puncak, dan berkuasa terutama di lapangan tanah liat.

Saat ini tertulis, dia masih bermain di Monte Carlo Masters, bernostalgia saat kembali ke lokasi tempat dia membangun prestasinya sebagai petenis terbaik di lapangan tanah liat.

Nadal kembali di Monte Carlo sebagai juara bertahan, sesudah menundukkan Gael Monfils dari Perancis dan meraih gelar kesembilannya tahun lalu.

“Ini kompetisi yang penting. Ini salah satu kompetisi favorit saya tahun ini, itu pasti. Buat saya, Monte Carlo unik. Saya mencoba bersiap-siap sebaik mungkin untuk kompetisi ini, dan menyesuaikan lagi permainan saya di lapangan tanah liat. Saya senang berada disini,” tutur Nadal, mantan No. 1 dunia tahun 2008 silam. Dia sekarang No. 7.

Dia berharap untuk menjadi pemain pertama yang meraih 10 trofi dalam satu turnamen di Open Era.

Dan karena rival bebuyutannya, Federer, sedang beristirahat, dia bertujuan untuk tampil brilian di Emirates ATP Race to London, saat musim lapangan tanah liatnya diadakan.

Walau dia kalah dari Victor Troicki dari Serbia di Shanghai Masters baru-baru ini, turnamen lain di Basel dan ATP World Tour Finals di London di penghujung musim juga ada dalam agendanya.

Dalam Monte Carlo Masters yang sedang berlangsung, ranking empat, Nadal, memulai usahanya untuk meraih gelar ke-10 dengan mengalahkan Kyle Edmund dari Britania 6-0, 5-7, 6-3, dan lolos ke babak ketiga, yang menjadi pertanda baik untuk masa depannya.

Lalu dia menaklukkan Alexander Zverev 6-1, 6-1. Dengan begitu saja, dia lolos ke perempat final.

Tahun ini, momentum jelas berada di pihak Nadal, dan dengan cara dia tampil, dia tampak cukup baguk untuk mengayunkan raket dua atau tiga tahun lagi dan mengalahkan lawan-lawannya.

Atau bisakah dia main lebih dari itu? Kita lihat saja nanti.