Share this story

Parker Spurs akan melewatkan musim ini, tendon paha depannya mengalami kerusakan

tony-parker-injury

San Antonio mengumumkan bahwa point guard-nya, Tony Parker, akan melewatkan sisa NBA playof, sesudah dikonfirmasi MRI bahwa tendon paha depan dari kaki kirinya rusak, dan ia harus istirahat sepanjang musim ini.

Pemain berusia 34 tahun ini mengalami cedera di quarter keempat dari kemenangan penyeimbang seri 121-96 Spurs atas Houston Rockets di Game 2 dari semifinal Western Conference.

Dalam game itu, Parker melemparkan dan meluncurkan bola melambung melewati Patrick Beverley, lalu terjatuh dan mengepit lutut kirinya. Dia berdiri beberapa menit kemudian, tapi tidak dapat memberikan tekanan pada kaki itu.

“Kita tidak pernah mau melihat pemain tercedera, terutama pemain seperti TP, yang bermain di akhir karirnya,” tutur James Harden, bintang guard Houston. “Dia bermain bagus sekali di sepanjang pasca-musim. Ini rumit. Kami mendoakannya.”

Parker mencatat rata-rata 10,1 poin per game musim reguler ini, terendah sejak tahun perdananya. Tapi dia meningkatkan penampilannya di playoff dan memperoleh rata-rata 15,9 poin per game dengan akurasi 52,6%, termasuk klip 57,9% yang amat efisien pada 2,4 usaha tiga poin per pertandingan.

“Yang dia bawa ke tim mereka, saya tidak tahu bagaimana itu bisa tergantikan,” kata Trevor Ariza, forward Rockets. “Bukan berarti mereka tidak punya pemain yang cukup bagus untui menggantikannya, tapi apa yang dia bawa ke tim itu, saya rasa itu nggak ada duanya.”

Parker belum pernah melewatkan game playoff, dan dia kelima dalam sejarah dengan perolehan 221 pertandingan playoff. Dia juga salah satu dari dua pemain saja dengan 4.000 poin dan 1.000 assist di pasca-musim, bersama dengan uber-bintang Cleveland Cavaliers, LeBron James.

MASIH MENAKUTKAN

Walau Parker meninggalkan kekosongan pada rotasi Spurs, para pemain Houston masih betapa betapa kuatnya Antonio.

“Siapapun bisa keluar dari roster itu, dan mereka masih tim yang hebat,” kata Harden.

“Kita tahu Pop [pelatih Spurs, Gregg Popovich] seperti apa,” tambah Beverley. “Timnya seperti mesin. Satu orang terjatuh, satu lagi menggantikannya.”