Share this story

Rusia hadapi berbagai masalah saat bersiap-siap untuk menyelenggarakan Piala Dunia 2018

Guards-Saint-Petersburg-Stadium-Russia

Setelah ditutupnya Piala Konfederasi 2017 hari Senin lalu, kini fokusnya pada bagaimana Rusia akan menangani Piala Dunia 2018.

Turnamen yang baru berakhir dan dimenangkan oleh Jerman atas Chili 1-0 menjadi puncak dari yang dianggap persiapan untuk ajang terbesar dalam sepakbola, yang diadakan setiap empat tahun.

Jadi, setelah hilangnya asap pertarungan, Rusia mulai mengerjakan tugas yang lebih berat.

Mereka akan diuji kesiapannya untuk mengembani beberapa aspek yang akan berhubungan dengan Piala Dunia tahun depan.

Salah satunya adalah penggunaan Video Assistant Referees (VAR), yang mendapatkan beragam reaksi dari para pelatih, fans, dan pakar.

VAR bertindak sebagai asisten wasit yang meninjau ulang keputusan yang dibuat oleh kepala wasit, dengan penggunaan cuplikan video dan headset untuk komunikasi.

Enam “keputusan yang mengubah permainan” dibuat menggunakan VAR di babak grup Piala Konfederasi, sementara 29 “peristiwa besar” diputuskan.

Teknologi ini mungkin akan digunakan selama Piala Dunia tahun depan, untuk membantu para wasit memutuskan hal penting.

Pimpinan FIFA, Gianni Infantino, memuji penggunaan VAR sebagai “kesuksesan besar”.

“Tanpa VAR, kami akan melewati turnamen yang berbeda, dan akan menjadi sedikit kurang adil,” ujarnya.

Wasit akan membuat keputusan dan tentunya akan ada diskusi, tapi kesalahan besar akan dibetulkan dengan VAR.

Tetap saja, banyak aspek yang perlu ditingkatkan kalau VAR akan sepenuhnya digunakan untuk Piala Dunia mendatang.

Sepertinya tidak ada cara menghentikan VAR untuk menjadi bagian dari pembuatan keputusan Piala Dunia selanjutnya di lapangan.

Hal lain yang Rusia buat berkesan dalam menyelenggarakan Piala Konfederasi adalah betapa baiknya mereka menyelenggarakan ajang itu, terutama untuk pertandingan yang berlangsung di Moskow.

Para penyelenggara mengizinkan penggunaan gratis kereta api bagi fans untuk berjalan-jalan tanpa tiket, dan mereka bilang akan melakukannya lagi di Piala Dunia.

Mereka juga dipuji untuk keamanan ketat di bandara dan stadion.

Kalau kita menjadikan Piala Konfederasi sebagai acuan cara Piala Dunia ditangani, Rusia akan tetap berada dalam masalah besar.

Akan ada empat kali lebih banyak tim yang hadir untuk Piala Dunia tahun depan.

Selain itu, ribuan fans juga akan bergabung dalam kerumunannya, maka akan menjadi ujian berat bagi penyelenggaraan dan keamanan.

Lalu, tentu, ancaman hooliganisme, rasisme, dan diskriminasi selama ajang ini juga akan menjadi masalah utama.

Itu akan menjadi beberapa hal yang membutuhkan perhatian khusus dan solusi cepat.

Sebaliknya, begitu Rusia langsung menyelesaikan masalah-masalah itu secara dini, Piala Dunia yang akan datang diprediksi akan berlangsung dalam suasana yang ramah, santun, dan santai.