Jorge Sampaoli berimpian melatih Lionel Messi.
Kalau dia ditunjuk sebagai pelatih skuad sepakbola nasional Argentina yang berkesulitan, cita-citanya itu akan terwujud.
Tapi saat Albiceleste terus mencari solusi atas masalah bertubi-tubi yang menghalangi jalan mereka menuju Piala Dunia 2018 di Rusia, harapan Sampaoli belum dipastikan.
Mantan pelatih Sevilla ini telah menjadi pilihan awal untuk menduduki kursi panas setelah pemecatan Edgardo Bauza.
Bauza, yang melatih Argentina untuk kurang dari satu tahun saja, mantan pelatih San Lorenzo dan Sao Paolo, hanya memenangkan tiga dari delapan untuk tim nasional, ketidakmampuannya untuk menghasilkan yang terbaik dari lineup penuh pemain bintang yang dipimpin andalan, Messi, menjadi alasan utama dia dipecat oleh para pengurus sepakbola Argentina.
Singkatnya, Bauza sudah keluar, dan di ambang pintu ada Sampaoli.
Kalau dia diterima, Sampaoli, 57, akan berada di bawah tekanan berat.
Dengan diskorsnya Messi karena mencela pengurus pertandingan, Argentina berada di ranking lima grup Amerika Selatan dengan sisa empat laga kualifikasi.
Empat besar dari grup 10 timnas akan melaju ke final 2018 di Rusia, sedangkan timnas ranking lima lolos ke playoff melawan satu tim dari Oceania, slot yang sangat dihindari Argentina.
Bauza memegang kendali selama delapan laga, semuanya kualifikasi Piala Dunia 2018, dengan tiga kemenangan, dua hasil seri, dan tiga kekalahan, termasuk kekalahan 0-2 terakhir dari Bolivia.
Kalau Asosiasi Sepakbola Argentina bisa sukses merebut Sampaoli dari Sevilla di akhir musim ini, Sampaoli akan diberikan sampai tanggal 31 Agustus untuk membimbing Argentina di laga kualifikasi selanjutnya, laga tandang melawan Uruguay yang maut di Montevideo.
Kecuali keajaiban terjadi saat Sampaoli bergabung, Argentina bisa jadi akan tanpa pemain andalan mereka di Uruguay, dan di kandang melawan Peru dan Venezuela tahun ini.
Tantangan besar yang harus dihadapi adalah ajuan banding untuk peringanan sanksi, karena Messi masih merupakan harapan terbesar mereka untuk memimpin mereka menuju ajang sepakbola paling bergengsi.
Kalau ajuan bandingnya tidak sukses, Messi hanya akan kembali pada laga kualifikasi terakhir, yang mungkin akan jadi laga tandang penentu melawan Ekuador, di dataran tinggi Quito, bulan Oktober nanti.
Sampai waktu itu, Argentina bisa mengobati luka dengan memenangkan laga persahabatan melawan rival bebuyutan, Brazil, bulan Juni mendatang. Tapi itu beda lagi.
Walau Sampaoli masih belum resmi diangkat sebagai pelatih, dia pasti sudah merasakan tekanannya.
Tugas untuk menangani kampanye Argentina untuk Piala Dunia mendatang memang ujian berat.
Bagaimanapun jadinya, dalam pencariannya atas impiannya untuk menjadi pelatih Messi, Sampaoli harus siap untuk dipanggil.
Dia hanya perlu berdoa agar para dewa sepakbola berpihak dengannya.